Senin, 02 September 2019

PERBANDINGAN MENYIKAT GIGI DENGAN BULU SIKAT MEDIUM DAN SOFT

Sikat gigi berbulu Soft
Kesehatan merupakan bagian penting dalam kehidupan semua orang, tidak terkecuali anak-anak. Setiap orang tua menginginkan dicapai jika tubuh mereka sehat secara menyeluruh, yang meliputi kesehatan umum dan kesehatan gigi serta mulutnya. Kesehatan gigi dan mulut dapat mempengaruhi kesehatan tubuh secara menyeluruh karena kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari kesehatan tubuh secara keseluruhan (Sari, dkk. 2011). 
Oral hygiene dalam kesehatan gigi dan mulut sangatlah penting, beberapa masalah mulut dan gigi terjadi karena kita kurang menjaga kebersihan gigi dan mulut, salah satu cara yang digunakan untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut adalah dengan menyikat gigi (Kusumawardani, 2011). Penelitian RISKESDAS 2013 tentang prevalensi penduduk di Indonesia yang memiliki masalah gigi dan mulut sebesar 25,9%. Perilaku masyarakat terhadap kesehatan gigi, salah satunya diukur dengan kebiasaan menyikat gigi (Christyani, dkk. 2015). 
Menyikat gigi merupakan salah satu cara untuk menjaga kesehatan gigi, dengan menyikat gigi kebersihan mulut akan terjaga, faktor penting dalam menyikat gigi diantaranya adalah teknik menyi kat gigi, pemilihan pasta gigi, dan bentuk sikat gigi (Kusumawardani, 2011). Kebersihan gigi dan mulut anak yang buruk disebabkan karena perilaku menggosok gigi anak masih belum baik. Hal ini terlihat dari kebiasaan benar mengosok gigi penduduk Indonesia pada tahun 2013 untuk usia < 12 tahun hanya 1,7% , persentase penduduk provinsi Jawa Tengah usia < 12 tahun yang menggosok gigi setiap hari sebesar 94,6% dan perilaku mengosok gigi dengan benar sebesar 1,7% (RISKESDAS, 2013).
Sikat gigi berbulu Medium
Saat sekarang ini banyak sikat gigi yang beredar di pasaran dengan berbagai macam merek dan berbagai variasi bentuk, ukuran, dan derajat kekerasan bulu. Pada umumnya setiap merek sikat gigi terbagi dalam 3 jenis 2 berdasarkan kehalusan dan kekerasan bulu yaitu lembut (soft), sedang (medium), dan keras (hard). Namun efektifitasnya dalam menghilangkan plak adalah berbeda-beda. pada umumnya anak-anak di anjurkan menggunakan sikat gigi lembut dan sedang (Hamsar, 2005). 
Penelitian yang dilakukan oleh Ahmed Khocht menyatakan bahwa terdapat perbedaan diantara kelompok yang menggunakan bulu sikat gigi keras (medium) dengan kelompok yang menggunakan bulu sikat gigi lembut (soft) dan sedang (medium). Kelompok yang menggunakan bulu sikat gigi keras (medium) terjadi peningkatan prevalensi resesi gingiva sejalan dengan ditingkatkannya frekuensi menyikat gigi, sedangkan pada kelompok yang menggunakan bulu sikat gigi lembut (soft) dan sedang (medium) tidak terjadi peningkatan prevalensi resesi gingiva walaupun frekuensi menyikat gigi ditingkatkan. Hal tersebut yang mendasari bahwa pada umumnya dianjurkan menggunakan sikat gigi berbulu lembut (soft) dan sedang (medium) serta tidak menggunakan bulu sikat gigi keras ( medium) (Ambarwati, Fathonah and Samjaji, 2017). 
Hasil penelitian Hamsar, A (2005) tentang “Perbandingan Sikat Gigi Yang Berbulu Halus (Soft) Dengan Sikat Gigi Yang Berbulu Sedang (Medium) Terhadap Pemanfaatannya Menghilangkan Plak Pada Anak Usia 9-12 Tahun Di SD Negeri 060830 Kecamatan Medan Petisah Tahun 2005 ” menunjukkan bahwa sikat gigi berbulu sedang (medium) lebih efektif menghilangkan plak dari pada sikat gigi halus (soft) dengan cara menyikat gigi dengan gerakan sikat gigi pendek dan selisih debris indek yang menggunakan sikat gigi sedang (medium) dengan yang menggunakan sikat gigi lembut (soft) adalah 0,21.
Pemilihan bulu sikat untuk anak perlu diperhatikan terkait dengan menghilangkan plak dan debris. Hal ini berkaitan dengan tingkat kemampuan motorik dalam menyikat gigi. Usia sekolah dasar merupakan saat yang ideal untuk melatih kemampuan motorik seorang anak, termasuk diantaranya menyikat gigi. Kemampuan menyikat gigi secara baik dan benar termasuk faktor penting untuk pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak kedepannya (Sari, 2011). 
3 Teknik menyikat gigi yang tepat sangat penting dalam mencapai kebersihan gigi dan mulut. Keberhasilannya juga masih tergantung pada sikat gigi, jenis sikat, waktu menyikat, dan metode menyikat gigi yang digunakan. Metode menyikat gigi manual termasuk Bass, Stilman, Fones, Charter, horizonal, vertikal, scrub, dan Roll telah diajarkan selama beberapa dekade (Asadoorian, 2006). Teknik kombinasi adalah teknik yang menggabungkan teknik horizontal (kiri -kanan), vertikal (atas-bawah) dan sirkular (memutar). Setelah itu dilakukan penyikatan pada lidah di seluruh permukaannya, terutama bagian atas lidah. Gerakan pada lidah tidak ditentukan, namun umumnya adalah dari pangkal belakang lidah sampai ujung lida h (Pratiwi, 2009). 
Sekolah Dasar Negeri (SDN) Padangsari 02 adalah sekolah yang terletak di Jalan Merbau Tim No. 167, Padangsari, Banyumanik, Kota Semarang dengan jumlah siswa sebanyak 542 orang. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah Peneliti lakukan terhadap 34 siswa kelas 5 SDN Padangsari 02 dengan rata-rata debris indeks 1,9 dengan kriteria buruk. Data tersebut menjadi alasan peneliti tertarik untuk melakukan penelitian skripsi di Sekolah Dasar Negeri Padangsari 02 Semarang. Berdasarkan apa yang diuraikan diatas peneliti ingin melakukan penelitian untuk mengetahui tentang perbedaan efektifitas menyikat gigi dengan bulu sikat soft dan bulu sikat medium dengan teknik kombinasi terhadap perubahan debris indeks pada siswa usia 10-11 Tahun di SDN Padangsari 02 Semarang.


DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, T., Fathonah, A. and Samjaji., 2017. Perbedaan Menyikat Gigi Menggunakan Bulu Sikat Medium Dan Soft Terhadap Debris Index Pada Mahasiswa Jurusan Keperawatan Gigi.  e-ISSN 2548-3986, 2(2): 29-34.

American Dental Association. 2016. Toothbrushes. Retrieved from http://www.ada.org/en/science-research/ada-seal-of-acceptance/product-category-information/toothbrushes.Diaksestanggal 24 Januari 2019.
Asadoorian J. Tooth Brushing. Canada: Canadian Journal of Dental Hygiene (CJDH), 2006;5:1-4
Arianto, Zhaluhiyah, Z. and Nugraha, P. 2014. Perilaku Menggosok Gigi pada Siswa Sekolah Dasar Kelas V dan VI di Kecamatan Sumberejo.Jurnal Promosi Kesehatan, 9(2): 127-135.

Ary, M. D., 2014, PengaruhKekakuanBuluSikat Gigi terhadapPenurunanJumlahPlakpadaAnakKelas 5 SD Saraswati 2 Denpasar, FakultasKedokteran Gigi UniversitasMahasarawati
BalitbangKemenkes RI. 2013. RisetKesehatanDasar; RISKESDAS.Jakarta: BalitbangKemenkes RI
Cahyati, W. H., 2013, Konsumsi Papaya (carica papaya) dalamMenurunkan Debris Indeks, UniversitasNegeri Semarang, JurnalKemas, Volume 8., Nomor 2
Carranza, F. A. 1990, Periodontal Disease: Classification of Periodontal Disease, dalamGlickman’s Clinical Periodontology,Jhon Dyson (ed.), Ed. ke-7, W. B. Saunders, Philadelphia.
Christiany, J., Vonny, N., Chrosty N., 2015, PengaruhTeknikMenyikat GigiVertikalterhadapterjadinyaResesi Gingiva, FakultasKedokteranUniversitas Sam Ratulangi Manado, Jurnal e-GiGi (eG)., Volume 3., Nomor 2
Darmawan, L., 2007. Cara InstanMembuat Gigi SehatdanCantikdengan Dental Cosmetics + KiatMerawat Gigi Yang tepatdanEfektif. Jakarta: GramediaPustakaUtama
Erwana, A., 2015, 4 Tepat 5 SempurnaPerawatan Agar Gigi SehatdanSempurna, Yogyakarta :Rapha Publishing
Hamsar, A., 2005, „Perbandingansikatgigi yang berbuluhalus(soft)dengansikatgigi yang berbulusedang(medium)terhadapmanfaatnyamenghilangkanplakpadaanakusia 9-12 tahun di SD Negeri 060830 Kecamatan Medan Petisahtahun 2005‟, JIlmiah PANNMED, vol. 1, no. 1, hlm. 20-23.
Hamrun N, Rathi M. Perbandingan status gizidankariesgigipadamurid SD Islam Athirahdan SD Bangkala III Makassar. JurnalDentofasial 2009; 1(8): 27-34.
Kidd, E. A. M. danBechal, S. J. 2012.Dasar-DasarKaries: Penyakit Dan Penanggulangannya, Ed. ke-3. Jakarta: PenerbitBukuKedokteran EGC.
Kusumawardani, E., 2011, BuruknyaKesehatan Gigi danMulut, Yogyakarta SIKLUS, hal-45, 78-80
Mandalika, W. C., Wicaksono, D. A. and Leman, M. A. 2014. Pengaruh Konsumsi Pepaya ( Carica Papaya ) Dalam Menurunkan Indeks Debris Pada Anak Usia 10-12 Tahun Di Sdn 103 Manado.Jurnal e-GiGi (eG), 2(2): 1-6.
Maulani, C. and Nurwanti, K. 2017. Tingkat Resesi Gingiva Menggunakan Bulu Sikat Gigi Lembut dan Sedang Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.Jurnal Kedokteran Yarsi 25, 25(1): 1-9.
Notoatmodjo, S, 2010, MetodologiPenelitianKesehatan, Jakarta :RinekaCipta, hal.115
Pintauli  S,  Hamada  T.  Menujugigidanmulutsehat:  pencegahandanpemeliharaanya. Ed.I. Medan: USU Press. 2008:4-5,21.

Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental KeperawatanKonsep, Proses, danPraktikEdisi 4 volume 2. Jakarta: PenerbitBukuKedokteran EGC.
Pratiwi,Donna. 2009. Gigi Sehat-Merawat Gigi Sehari-hari.Jakarta : PT. Kompas Media Nusantara

Putri MH, Herijulianti E danNurjannah N. IlmuPencegahanPenyakitJaringanKerasdanJaringanPendukung Gigi. Jakarta: EGC, 2010: 56-76, 107-118.

Sanjaya, A. A. 2013. Menyikat Gigi Tindakan Utama Untuk Kesehatan Gigi.Jurnal Skala Husada, 10(2): 194-199.

Sari E, S., Efendi, F., dan Dian, P., 2011, PengaruhPendidikanKesehatanMetodeSimulasiMenggosok Gigi TeknikModifikasi Bass DenganKetrampilan Dan Kebersihan Gigi MulutPadaAnak MI At-TaufiqKelas V, KeperawatanUniversitasAirlangga, Jurnal e-Gigi (eG), Volume 5., Nomor 2
Sari, E. K., Ulfiana, E., dan Dian, P. 2002, „PengaruhPendidikanKesehatanGosok Gigi denganMetodePermainanSimulasiUlarTanggaTerhadapPerubahanPengetahuan, Sikap, danAplikasiTindakanGosok Gigi AnakUsiaSekolah di SD Wilayah ParonNgawi‟, J Fak. Keperawatan Univ.Airlangga, vol. 2, no. 10, hlm. 101-111.
Sari., E, 2013, KaryaTulisIlmiah : Perubahan Debris IndekspadaPenggunaanMetodeSikat Gigi Roll TeknikdanStillman-Me Call TeknikpadaSiswa SDN 2 Sragen, JurusanKeperawatan Gigi, Poltekkes Semarang.
Sariningsih, E, 2012, Merawat Gigi AnakSejakUsiaDini. Jakarta :KelompokGramedia, hal.31
Srigupta, A. A. 2004, PanduanSingkatPerawatan Gigi &Mulut: BukuIniMembantuAndaBagaimanaMengambilLangkahBijakMerawat Gigi Dan KesehatanMulut. Ed. ke-1, PrestasiPustaka, Jakarta.
Yanti GN, Natamiharja L. Pemilihandanpemakaiansikatgigipada`murid-murid SMA di Kota Medan. FakultasKedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara. Dentika Dental Journal 2005; 1(10): 28-32.