Sikat gigi berbulu Soft |
Kesehatan merupakan bagian penting dalam kehidupan semua orang, tidak
terkecuali anak-anak. Setiap orang tua menginginkan dicapai jika tubuh mereka sehat
secara menyeluruh, yang meliputi kesehatan umum dan kesehatan gigi serta
mulutnya. Kesehatan gigi dan mulut dapat mempengaruhi kesehatan tubuh
secara menyeluruh karena kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian
integral dari kesehatan tubuh secara keseluruhan (Sari, dkk. 2011).
Oral hygiene dalam kesehatan gigi dan mulut sangatlah penting, beberapa
masalah mulut dan gigi terjadi karena kita kurang menjaga kebersihan gigi dan
mulut, salah satu cara yang digunakan untuk menjaga kebersihan gigi dan
mulut adalah dengan menyikat gigi (Kusumawardani, 2011). Penelitian
RISKESDAS 2013 tentang prevalensi penduduk di Indonesia yang memiliki
masalah gigi dan mulut sebesar 25,9%. Perilaku masyarakat terhadap
kesehatan gigi, salah satunya diukur dengan kebiasaan menyikat gigi
(Christyani, dkk. 2015).
Menyikat gigi merupakan salah satu cara untuk menjaga kesehatan gigi,
dengan menyikat gigi kebersihan mulut akan terjaga, faktor penting dalam
menyikat gigi diantaranya adalah teknik menyi kat gigi, pemilihan pasta gigi,
dan bentuk sikat gigi (Kusumawardani, 2011). Kebersihan gigi dan mulut
anak yang buruk disebabkan karena perilaku menggosok gigi anak masih
belum baik. Hal ini terlihat dari kebiasaan benar mengosok gigi penduduk
Indonesia pada tahun 2013 untuk usia < 12 tahun hanya 1,7% , persentase
penduduk provinsi Jawa Tengah usia < 12 tahun yang menggosok gigi setiap
hari sebesar 94,6% dan perilaku mengosok gigi dengan benar sebesar 1,7%
(RISKESDAS, 2013).
Sikat gigi berbulu Medium |
Saat sekarang ini banyak sikat gigi yang beredar di pasaran dengan
berbagai macam merek dan berbagai variasi bentuk, ukuran, dan derajat
kekerasan bulu. Pada umumnya setiap merek sikat gigi terbagi dalam 3 jenis
2
berdasarkan kehalusan dan kekerasan bulu yaitu lembut (soft), sedang
(medium), dan keras (hard). Namun efektifitasnya dalam menghilangkan plak
adalah berbeda-beda. pada umumnya anak-anak di anjurkan menggunakan
sikat gigi lembut dan sedang (Hamsar, 2005).
Penelitian yang dilakukan oleh Ahmed Khocht menyatakan bahwa
terdapat perbedaan diantara kelompok yang menggunakan bulu sikat gigi
keras (medium) dengan kelompok yang menggunakan bulu sikat gigi lembut
(soft) dan sedang (medium). Kelompok yang menggunakan bulu sikat gigi
keras (medium) terjadi peningkatan prevalensi resesi gingiva sejalan dengan
ditingkatkannya frekuensi menyikat gigi, sedangkan pada kelompok yang
menggunakan bulu sikat gigi lembut (soft) dan sedang (medium) tidak terjadi
peningkatan prevalensi resesi gingiva walaupun frekuensi menyikat gigi
ditingkatkan. Hal tersebut yang mendasari bahwa pada umumnya dianjurkan
menggunakan sikat gigi berbulu lembut (soft) dan sedang (medium) serta
tidak menggunakan bulu sikat gigi keras ( medium) (Ambarwati, Fathonah
and Samjaji, 2017).
Hasil penelitian Hamsar, A (2005) tentang “Perbandingan Sikat Gigi Yang
Berbulu Halus (Soft) Dengan Sikat Gigi Yang Berbulu Sedang (Medium)
Terhadap Pemanfaatannya Menghilangkan Plak Pada Anak Usia 9-12 Tahun
Di SD Negeri 060830 Kecamatan Medan Petisah Tahun 2005 ” menunjukkan
bahwa sikat gigi berbulu sedang (medium) lebih efektif menghilangkan plak
dari pada sikat gigi halus (soft) dengan cara menyikat gigi dengan gerakan
sikat gigi pendek dan selisih debris indek yang menggunakan sikat gigi
sedang (medium) dengan yang menggunakan sikat gigi lembut (soft) adalah
0,21.
Pemilihan bulu sikat untuk anak perlu diperhatikan terkait dengan
menghilangkan plak dan debris. Hal ini berkaitan dengan tingkat kemampuan
motorik dalam menyikat gigi. Usia sekolah dasar merupakan saat yang ideal
untuk melatih kemampuan motorik seorang anak, termasuk diantaranya
menyikat gigi. Kemampuan menyikat gigi secara baik dan benar termasuk
faktor penting untuk pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak kedepannya
(Sari, 2011).
3
Teknik menyikat gigi yang tepat sangat penting dalam mencapai
kebersihan gigi dan mulut. Keberhasilannya juga masih tergantung pada sikat
gigi, jenis sikat, waktu menyikat, dan metode menyikat gigi yang digunakan.
Metode menyikat gigi manual termasuk Bass, Stilman, Fones, Charter,
horizonal, vertikal, scrub, dan Roll telah diajarkan selama beberapa dekade
(Asadoorian, 2006). Teknik kombinasi adalah teknik yang menggabungkan
teknik horizontal (kiri -kanan), vertikal (atas-bawah) dan sirkular (memutar).
Setelah itu dilakukan penyikatan pada lidah di seluruh permukaannya,
terutama bagian atas lidah. Gerakan pada lidah tidak ditentukan, namun
umumnya adalah dari pangkal belakang lidah sampai ujung lida h (Pratiwi,
2009).
Sekolah Dasar Negeri (SDN) Padangsari 02 adalah sekolah yang terletak
di Jalan Merbau Tim No. 167, Padangsari, Banyumanik, Kota Semarang
dengan jumlah siswa sebanyak 542 orang. Berdasarkan hasil studi
pendahuluan yang telah Peneliti lakukan terhadap 34 siswa kelas 5 SDN
Padangsari 02 dengan rata-rata debris indeks 1,9 dengan kriteria buruk. Data
tersebut menjadi alasan peneliti tertarik untuk melakukan penelitian skripsi di
Sekolah Dasar Negeri Padangsari 02 Semarang.
Berdasarkan apa yang diuraikan diatas peneliti ingin melakukan penelitian
untuk mengetahui tentang perbedaan efektifitas menyikat gigi dengan bulu
sikat soft dan bulu sikat medium dengan teknik kombinasi terhadap perubahan
debris indeks pada siswa usia 10-11 Tahun di SDN Padangsari 02 Semarang.
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, T., Fathonah, A. and Samjaji., 2017. Perbedaan
Menyikat Gigi Menggunakan Bulu Sikat Medium Dan Soft Terhadap Debris Index Pada
Mahasiswa Jurusan Keperawatan Gigi. e-ISSN
2548-3986, 2(2): 29-34.
American
Dental Association. 2016. Toothbrushes.
Retrieved from http://www.ada.org/en/science-research/ada-seal-of-acceptance/product-category-information/toothbrushes.Diaksestanggal
24 Januari 2019.
Asadoorian J. Tooth
Brushing. Canada: Canadian Journal of
Dental Hygiene (CJDH), 2006;5:1-4
Arianto, Zhaluhiyah, Z. and Nugraha, P. 2014. Perilaku
Menggosok Gigi pada Siswa Sekolah Dasar Kelas V dan VI di Kecamatan Sumberejo.Jurnal
Promosi Kesehatan, 9(2): 127-135.
Ary, M. D., 2014, PengaruhKekakuanBuluSikat Gigi
terhadapPenurunanJumlahPlakpadaAnakKelas 5 SD Saraswati 2 Denpasar,
FakultasKedokteran Gigi UniversitasMahasarawati
BalitbangKemenkes RI. 2013. RisetKesehatanDasar;
RISKESDAS.Jakarta: BalitbangKemenkes RI
Cahyati, W. H., 2013, Konsumsi
Papaya (carica papaya) dalamMenurunkan Debris Indeks, UniversitasNegeri
Semarang, JurnalKemas, Volume 8.,
Nomor 2
Carranza, F. A.
1990, Periodontal Disease: Classification of Periodontal Disease, dalamGlickman’s Clinical Periodontology,Jhon Dyson (ed.), Ed. ke-7, W. B. Saunders, Philadelphia.
Christiany, J.,
Vonny, N., Chrosty N., 2015, PengaruhTeknikMenyikat
GigiVertikalterhadapterjadinyaResesi Gingiva, FakultasKedokteranUniversitas
Sam Ratulangi Manado, Jurnal e-GiGi (eG).,
Volume 3., Nomor 2
Darmawan,
L., 2007. Cara InstanMembuat Gigi
SehatdanCantikdengan Dental Cosmetics + KiatMerawat Gigi Yang tepatdanEfektif.
Jakarta: GramediaPustakaUtama
Erwana, A., 2015, 4 Tepat 5 SempurnaPerawatan Agar Gigi
SehatdanSempurna, Yogyakarta :Rapha Publishing
Hamsar,
A., 2005, „Perbandingansikatgigi yang berbuluhalus(soft)dengansikatgigi yang berbulusedang(medium)terhadapmanfaatnyamenghilangkanplakpadaanakusia 9-12 tahun
di SD Negeri 060830 Kecamatan Medan Petisahtahun 2005‟, JIlmiah PANNMED, vol. 1, no. 1, hlm. 20-23.
Hamrun
N, Rathi M. Perbandingan status gizidankariesgigipadamurid SD Islam Athirahdan
SD Bangkala III Makassar. JurnalDentofasial
2009; 1(8): 27-34.
Kidd, E. A. M.
danBechal, S. J. 2012.Dasar-DasarKaries: Penyakit Dan Penanggulangannya, Ed. ke-3. Jakarta: PenerbitBukuKedokteran EGC.
Kusumawardani, E., 2011, BuruknyaKesehatan Gigi danMulut, Yogyakarta SIKLUS, hal-45, 78-80
Mandalika, W. C., Wicaksono, D. A. and Leman, M. A. 2014. Pengaruh
Konsumsi Pepaya ( Carica Papaya ) Dalam Menurunkan Indeks Debris Pada Anak Usia
10-12 Tahun Di Sdn 103 Manado.Jurnal e-GiGi (eG), 2(2): 1-6.
Maulani, C. and Nurwanti, K. 2017. Tingkat Resesi Gingiva
Menggunakan Bulu Sikat Gigi Lembut dan Sedang Pada Mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas YARSI.Jurnal Kedokteran Yarsi 25, 25(1): 1-9.
Notoatmodjo, S,
2010, MetodologiPenelitianKesehatan,
Jakarta :RinekaCipta, hal.115
Pintauli S,
Hamada T. Menujugigidanmulutsehat: pencegahandanpemeliharaanya. Ed.I. Medan: USU
Press. 2008:4-5,21.
Potter
& Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental
KeperawatanKonsep, Proses, danPraktikEdisi 4 volume 2. Jakarta:
PenerbitBukuKedokteran EGC.
Pratiwi,Donna.
2009. Gigi Sehat-Merawat Gigi
Sehari-hari.Jakarta : PT. Kompas Media Nusantara
Putri MH, Herijulianti E danNurjannah N.
IlmuPencegahanPenyakitJaringanKerasdanJaringanPendukung Gigi. Jakarta: EGC,
2010: 56-76, 107-118.
Sanjaya, A. A. 2013.
Menyikat Gigi Tindakan Utama Untuk Kesehatan Gigi.Jurnal Skala Husada,
10(2): 194-199.
Sari E, S., Efendi,
F., dan Dian, P., 2011, PengaruhPendidikanKesehatanMetodeSimulasiMenggosok
Gigi TeknikModifikasi Bass DenganKetrampilan Dan Kebersihan Gigi MulutPadaAnak
MI At-TaufiqKelas V, KeperawatanUniversitasAirlangga, Jurnal e-Gigi (eG), Volume 5., Nomor 2
Sari, E. K.,
Ulfiana, E., dan Dian, P. 2002, „PengaruhPendidikanKesehatanGosok Gigi
denganMetodePermainanSimulasiUlarTanggaTerhadapPerubahanPengetahuan, Sikap,
danAplikasiTindakanGosok Gigi AnakUsiaSekolah di SD Wilayah ParonNgawi‟, J Fak. Keperawatan Univ.Airlangga, vol.
2, no. 10, hlm. 101-111.
Sari., E, 2013, KaryaTulisIlmiah : Perubahan Debris
IndekspadaPenggunaanMetodeSikat Gigi Roll TeknikdanStillman-Me Call
TeknikpadaSiswa SDN 2 Sragen, JurusanKeperawatan Gigi, Poltekkes Semarang.
Sariningsih, E, 2012, Merawat Gigi AnakSejakUsiaDini. Jakarta
:KelompokGramedia, hal.31
Srigupta, A. A. 2004, PanduanSingkatPerawatan Gigi &Mulut:
BukuIniMembantuAndaBagaimanaMengambilLangkahBijakMerawat Gigi Dan
KesehatanMulut. Ed. ke-1, PrestasiPustaka, Jakarta.
Yanti GN, Natamiharja L.
Pemilihandanpemakaiansikatgigipada`murid-murid SMA di Kota Medan.
FakultasKedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara. Dentika Dental Journal 2005; 1(10): 28-32.